Di dunia ini pasti terdapat
banyak sekali misteri yang beredar di kehidupan manusia dan
peradabannya. Misteri biasanya sangat menarik untuk disimak dan
mengundang “kesan” tersendiri bagi siapa pun itu, baik untuk
diperbincangkan, didiskusikan, maupun diteliti untuk dicari kebenaran
sejatinya.
….
Menurut ensiklopedia bebas wikipedia, misteri
adalah sesuatu yang belum diketahui dengan pasti dan menarik
keingintahuan orang-orang. Misteri biasanya dikaitkan dengan
kejadian-kejadian horor dan supernatural.
Contoh hal-hal yang dianggap sebagai misteri oleh sebagian besar
masyarakat dunia, diantaranya adalah : hilangnya kapal-kapal dan pesawat
di wilayah Segitiga Bermuda, keberadaan monster laut “Nessie” di Loch Ness-Skotlandia, bagaimana bebatuan di Stonehenge terbentuk, pelukis Garis Nazca yang melukis lukisan raksasa yang terbentang di gurun, benda terbang tak dikenal yang disebut UFO, lingkaran tanaman/pola
tanaman yang sangat aneh yang terjadi di lahan pertanian, fenomena
pembakaran tubuh oleh diri sendiri yang terjadi secara spontan (Spontaneuos human combustion), keberadan Yeti dan Bigfoot (kera raksasa yang misterius), dan fenomena aneh yang berkaitan dengan Hantu lainnya [1]. Yang jelas keberadaan misteri ini mempunyai “kesan” tersendiri bagi siapa pun yang mengetahuinya.
,,,
Berbicara
mengenai misteri, berikut ini adalah sebuah misteri yang berasal dari
peradaban masa silam dan keberadaan misteri ini masih terus
diperdebatkan dan diteliti sampai saat ini. Misteri yang dimaksud adalah
misteri tengkorak kristal suku Maya. Suku Maya adalah kelompok suku yang tinggal di semenanjung Yucatan-Amerika Tengah yang berbatasan dengan Samudera Pasifik di sebelah barat, dan Laut Karibia
di sebelah timur. Suku yang pada zaman batu mencapai kejayaanya di
bidang teknologinya (250 M hingga 925 M), menghasilkan bentuk karya dan
peradaban unik seperti bangunan (Chichen Itza), pertanian (kanal drainase), tanaman jagung dan latex, sumurnya yang disebut “cenotes“. Cara mereka berkomunikasi dan mendokumentasikan tulisan yakni dengan menggunakan gambar dan simbol, yang disebut “glyph“, dimana ada dua macam glyph,
yakni yang menampilkan gambar utuh dari benda yang dimaksudkan, dan
tipe yang menggambarkan sesuatu sesuai dengan suku katanya. Selain itu,
suku ini juga mengenal kecantikan fisik, yakni dengan membuat tempurung
kepalanya menjadi rata, dengan cara mengikatkan papan di dahi dan
tempurung belakang pada bayi/kelahiran anak, sehingga pada waktu dewasa
mereka merasa anggun dengan memiliki tulang dahi yang rata [2]. Namun, yang menjadi sorotan dan hal yang dianggap fenomenal adalah peninggalannya yang disebut Mayan Calender dan Criystal Skull. Kedua
peninggalan peradaban ini merupakan sesuatu hal yang luar biasa dan
mengagumkan. Khususnya pada topik kali ini akan diulas dan dipaparkan
mengenai tengkorak kristal suku Maya yang fenomenal dan menakjubkan.
Tengkorak-tengkorak kristal (crystal skulls)
merupakan bongkahan batu-batu kristal berbentuk tengkorak kepala
manusia dan ditemukan dari hasil penggalian arkeologis di Amerika
Tengah, Amerika Selatan, dan di sekitar Mexico [3].
Apa yang membuat tengkorak kristal ini menjadi salah satu objek
penelitian arkeologis paling terkenal adalah isu-isu mengenai kekuatan
mistis yang melingkupinya. Sebagian orang percaya bahwa
tengkorak-tengkorak kristal dibuat pada masa sekitar 5000 hingga 36.000
tahun yang lalu [4], sebagian lagi
percaya bahwa tengkorak kristal merupakan peninggalan masyarakat dari
benua yang hilang-Atlantis, dan ada juga yang percaya bahwa
tengkorak-tengkorak kristal mengandung sejenis kekuatan gaib yang dapat
menyembuhkan berbagai jenis penyakit dan memperpanjang usia seseoran.
Sebuah legenda asli amerika yang menyebutkan adanya 13 tengkorak manusia
yang terbuat dari kristal yang dapat berbicara dan bernyanyi. Menurut
legenda tersebut, tengkorak kristal tersebut mengandung jawaban atas
sejumlah misteri dunia dan kehidupan. Legenda itu juga mengatakan bahwa
suatu hari nanti, ketika umat manusia mengalami krisis besar, maka 13
tengkorak tersebut akan ditemukan kembali dan dikumpulkan untuk sekali
lagi memberikan pengetahuan dan informasi vital kepada umat manusia.
.
Jika para pembaca sekalian telah menonton sekuel terbaru dari film Indiana Jones: Indiana Jones and the Kingdom of the Crystal Skull (2008), kalian tentu telah menyaksikan bagaimana difilm tersebut tengkorak kristal digambarkan sebagai sesuatu yang bersifat extra terrestrial
(warisan mahluk cerdas dari planet lain yang pernah mengunjungi bumi).
Salah satu teori mengenai tengkorak kristal memang menyatakan bahwa
tengkorak kristal merupakan bukti dari kunjungan mahluk angkasa luar ke
kerajaan Aztek dan Maya, seperti yang juga yang digambarkan dalam film
Indiana Jones di atas, dimana diceritakan bahwa bila ke-13 jenis
tertentu dari tengkorak-tengkorak tersebut disatukan, maka sanggup
membuka rahasia paripurna dari alam semesta ini. Ketika pertama kali
mendengar kisah ini, maka mungkin sejumlah orang sempat berpikir bahwa
andai saja Albert Einstein mempercayai kisah tersebut, pasti ia tidak
perlu menghabiskan 30 tahun terakhir masa hidupnya untuk berpikir dan
berpikir mengenai bagaimana menciptakan persamaan matematis yang akan
sanggup menyatukan seluruh gaya (force) dalam alam semesta,
cukup dengan 3 atau 4 bulan bertualang mencari ketigabelas tengkorak
kristal rahasia di Amerikal Latin (seperti yang dilakukan Indiana
Jones), maka Einstein telah mendapatkan persamaan yang ia cari. Namun
dari kisah Film tersebut, hanya sedikit yang mengetahui bahwa film
tersebut dibuat berdasarkan legenda nyata. Nyata karena sesungguhnya di
Amerika tengah telah ditemukan tengkorak manusia yang terbuat dari
kristal.
Tengkorak
kristal pertama kali ditemukan di reruntuhan kota Maya dan terkubur
jauh didalam hutan lebat. Pada tahun 1924, penjelajah Inggris, Frederick
Mitchell-Hedges dan rekan-rekannya sedang berpetualang, berusaha untuk
menemukan sisa-sisa kota legenda Atlantis di Belize, Amerika tengah.
Suatu hari, ketika mereka sedang berjalan melintasi hutan lebat, mereka
menemukan sebuah gundukan bebatuan yang tertutup rumput lebat dan
semak-semak. Selebihnya adalah sejarah. Kelompok itu menemukan kota
Lubaantun yang telah lama hilang, yang dalam bahasa Maya berarti kota
batu yang berjatuhan. Sepanjang penggalian di situs tersebut, anak
angkat Mitchell-Hedges yang bernama Anna mengatakan bahwa ia telah
menemukan sebuah tengkorak yang terbuat dari kristal terkubur dibawah
altar di salah satu reruntuhan kuil yang berbentuk piramida.
Diceritakan, ketika tengkorak tersebut ditemukan, para pekerja bangsa
Maya segera dipenuhi dengan lompatan sukacita. Mereka segera menaruh
tengkorak tersebut di atas altar, melakukan upacara dan menari
mengelilinginya. Sepertinya, sebuah kekuatan kuno dan gaib telah kembali
kedalam kehidupan orang-orang tersebut. Tengkorak tersebut sepenuhnya
terbuat dari kristal transparan. Ukurannya persis seperti ukuran
tengkorak manusia dan sangat akurat secara anatomi yang ditunjukkan
dengan tulang rahang yang terpisah.
.
Anna
Mitchell Hedges yang menemukan tengkorak tersebut meninggal pada tahun
2007 pada usia 100 tahun. Ia telah menyimpan tengkorak tersebut seumur
hidupnya. Anna percaya bahwa tengkorak tersebut telah memberikan
kepadanya kekuatan dan kesehatan hingga ia berumur 100 tahun. Beberapa
orang yang pernah menghabiskan waktu bersama tengkorak itu juga mengaku
mengalami beberapa pengalaman aneh, seperti terdengarnya suara lembut,
seperti sebuah senandung keluar dari tengkorak tersebut. Dan terkadang
mereka bisa melihat kilasan-kilasan gambar masa lalu dan masa depan
tercermin dari tengkorak tersebut. Yang mengejutkan, Tengkorak kristal
Anna Mitchell Hedges, bukanlah satu-satunya tengkorak kristal yang
ditemukan. Sejak penemuan itu, beberapa tengkorak yang lain telah
ditemukan – seperti yang diramalkan oleh legenda kuno. Saat ini paling
tidak ada enam tengkorak lain yang disimpan di museum-museum ternama
dunia. Semua tengkorak tersebut sampai sekarang masih belum diketahui
asal-usulnya. Kebanyakan pemiliknya percaya bahwa tengkorak tersebut
berasal dari Amerika tengah, apakah itu dari bangsa Maya, Aztec atau
bahkan suku dari masa sebelum bangsa Maya yaitu suku Atlantis yang
misterius [5].
Berdasarkan persfektif ilmiah,
penelitian terhadap tengkorak ini telah dilakukan. Dr Jane Walsh adalah
seorang spesialis MesoAmerican yang terkemuka di dunia yang bekerja
untuk Smithsonian Institute. Dan saat ini, ia adalah pemilik
dari salah satu tengkorak kristal. Dr Walsh seperti sebagian besar
arkeolog yang lain percaya bahwa tengkorak kristal tersebut adalah
sebuah tipuan yang cerdas, dan bukan peninggalan bangsa kuno. Ia
berteori bahwa tengkorak tersebut kemungkinan dibuat pada abad ke-19
untuk memuaskan permintaan akan barang antik kuno. Namun Dr Walsh
sendiri tidak memiliki bukti untuk mendukung teorinya. Dr Walsh berusaha
mengadakan penelitian lebih lanjut terhadap tengkorak tersebut untuk
mengetahui asal-usulnya. Salah satu kendala yang dihadapinya adalah
kristal tidak memiliki karbon, karena itu mustahil melacak usia
tengkorak tersebut dengan metode karbon. Salah satu cara yang tersisa
adalah melihat dengan teliti permukaan kristal dan berusaha untuk
menemukan jejak peralatan yang digunakan untuk membuat kristal tersebut.
Apabila ditemukan jejak peralatan tangan, maka kemungkinan tengkorak
tersebut memang berasal dari peradaban kuno. Dan apabila ditemukan jejak
peralatan mekanik, maka kemungkinan usia tengkorak tersebut lebih
modern, yang berarti bisa berasal dari zaman Columbus hingga abad ke-20 [5].
Sebelumnya,
pada tahun 1970-an Anna Mitchell Hedges juga menyerahkan tengkorak
tersebut kepada tim dari Hewlett Packard untuk diteliti. Hewlett Packard
sebagai ahli dalam bidang komputer dan peralatan elektronik tentu juga
ahli dalam bidang kristal. Namun, apa yang ditemukan oleh tim dari
Hewlett Packard sangat mengejutkan. Mereka menemukan bahwa bahan dasar
kristal tengkorak tersebut adalah sama seperti yang digunakan di
industri elektronik saat ini, bahan tersebut bernama piezo electric silicon dioxide,
yang banyak dipakai karena kemampuannya menyimpan data. Mikroprosesor
modern dibuat dari bahan ini. Dengan menggunakan metode polarisasi
cahaya, satu lagi penemuan yang mengejutkan terungkap. Tempurung atas
kepala tersebut ternyata pernah menempel pada struktur bebatuan kristal
yang keras. Mereka sungguh terkejut dengan penemuan ini. Karena bahan
dasar tengkorak ini adalah batu terkeras nomor dua di dunia setelah
permata. Belum ada peralatan yang mampu untuk memecah kristal tersebut.
Apabila mesin mekanik yang dipaksa digunakan untuk memahat tengkorak
itu, maka kristal tersebut pasti akan hancur menjadi pecahan-pecahan
kecil. Akhirnya tim Hewlett Packard menyimpulkan bahwa tengkorak
tersebut dibuat menggunakan tangan [5].
Namun
kesimpulan ini membawa kepada kesimpulan lain yang lebih mengejutkan
lagi. Menurut perhitungan para ilmuwan, apabila tengkorak itu dibuat
dengan tangan, maka dibutuhkan waktu selama ratusan tahun untuk
menyelesaikan satu tengkorak mengingat struktur kristal yang luar biasa
keras. Hewlett Packard memperkirakan waktu yang dibutuhkan adalah 300
tahun. Para ilmuwan kemudian menaruh tengkorak tersebut dibawah
mikroskop, berusaha untuk mencari tahu alat yang digunakan untuk
membuatnya. Dan mereka tidak dapat menemukan
satupun jejak peralatan baik kuno maupun modern. Mengenai ini, seorang
ilmuwan berkomentar “Tengkorak ini harusnya tidak pernah ada”.
Penelitian ilmiah tidak berhenti disitu. Pada tahun 1996, British Museum
bekerja sama dengan Dr Walsh dan Smithsonian meneliti semua tengkorak
kristal yang ada dengan membawanya ke British Museum Research
Laboratory. Enam tengkorak mulai diperiksa pada bulan April 1996, dan
untuk alasan yang tidak diketahui, British Museum tidak pernah mau
mempublikasikan hasilnya [5].
Berbeda halnya dari pandangan persfektif suku asli
yang masih mempercayai mitos peradabannya, bahwa bagi ilmuwan,
tengkorak tersebut mungkin adalah sebuah misteri yang belum terpecahkan.
Namun bagi suku-suku asli di Amerika, tengkorak itu bukanlah misteri.
Dari hasil wawancara dengan para tua-tua suku asli di Amerika, terungkap
sebuah kebijaksanaan kuno. Menurut mereka, Tengkorak tersebut tidak
akan dapat dimengerti dengan menempatkannya dibawah mikroskop. Tengkorak
tersebut dimaksudkan untuk membawa tantangan fundamental kepada pikiran
kita yang rasional dan cara kita memandang dunia ini. Bagi para shaman
atau dukun dari suku-suku di Amerika tengah, tengkorak tersebut adalah
sebuah medium atau pintu kepada dimensi roh yang lain. Banyak dari
antara mereka berkata bahwa tengkorak tersebut membuka pintu kepada
dunia paralel yang ada, dimensi lain dari dunia ini. Mereka juga percaya
bahwa roh manusia dapat berjalan dan masuk ke dunia itu lewat tengkorak
kristal. Selain itu, tengkorak tersebut juga dapat digunakan untuk
menuntun kita kepada level yang lebih tinggi dari kesadaran kita,
sesuatu yang sudah lama kita lupakan. Seorang sesepuh bangsa Maya
bernama Hunbatz Men pernah berkata bahwa tengkorak kristal pernah
digunakan di upacara keagamaan di seluruh dunia. Ia percaya bahwa ada
tengkorak kristal di situs-situs keagamaan di seluruh dunia, termasuk
Stonehenge di Inggris. Menurut Hunbatz Men, sudah saatnya ke-13
tengkorak bersatu kembali untuk menyelamatkan umat manusia [5].
Terlepas
dari semua itu, sebenarnya untuk mengungkap ketidakbenaran dari
berbagai kisah mistis yang melingkupi tengkorak-tengkorak kristal, kita
haruslah terlebih dahulu menjawab mengapa tengkorak kristal itu sendiri
dimungkinkan diramu menjadi kisah misteri. Tak diragukan, jawaban dari
pertanyaan tersebut terletak pada asal-usul dan tujuan pembuatan
tengkorak kristal yang hingga kini memang belum sanggup diungkap secara
akurat oleh science (arkeologi, antropologi). Mengingat kita
tidak mungkin kembali ke masa lalu, kebelummampuan arkeolog dan
antropolog untuk memastikan secara akurat siapa ataupun apa motif yang
mendasari pembuatan suatu artefak sebenarnya merupakan sesuatu yang
wajar, meskipun demikian, interaksi antara hal itu dengan kebutuhan
masyarakat akan ilusi tampaknya telah menjadikan keberadaan tengkorak
kristal sesuatu yang cukup laku untuk dijadikan misteri, dan majalah
riset & eksplorasi-National Geographic, mengakui bahwa
kebelummampuan kita memastikan asal-usul dan tujuan pembuatan tengkorak
kristal diperkirakan masih akan menempatkan benda-benda tersebut sebagai
sesuatu yang beraroma misteri [6].
.
Namun bagi mereka yang mengedepankan faham ilmiah dan logika,
arus informasi yang benar mengenai tengkorak kristal tersebut adalah
pilhan yang tepat untuk diyakini. Sejauh ini, berbagai hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa kisah-kisah mistis mengenai tengkorak kristal
tidaklah benar jika ditilik dari segi logika dan ilmiah. Eksperimen
laboratorium dengan menggunakan mikroskop elektron menunjukkan bahwa
tengkorak kristal tidak berasal dari masa 5000 atau 36.000 tahun yang
lalu, melainkan berasal dari masa antara pertengahan hingga akhir abad
19 (tahun 1800-an) [7a, 7b]. Penelitian
lain menunjukkan bahwa kisah khasiat ajaib tengkorak kristal sengaja
dibuat oleh penemu atau penciptanya untuk tujuan dagang semata. Ilmuwan
percaya bahwa tengkorak-tengkorak kristal sebenarnya dibuat di Eropa
(kemungkinan di Jerman) dengan menggunakan bahan bebatuan dari Brasil,
lalu dijual kepada kolektor benda antik sebagai benda kuno Amerika Latin
[8]. Alat dan teknik pembuatan
tengkorak kristal juga bukan merupakan sesuatu yang aneh atau tidak
terjelaskan. Hingga kini, hampir setiap tahunnya ribuan tengkorak
kristal dibuat oleh para perajin souvenir di Amerika Selatan [9], sesuatu yang dengan sendirinya menunjukkan bahwa pembuatan tengkorak kristal tidaklah membutuhkan penjelasan mistis.
.
Berdasarkan
penjabaran di atas, sebenarnya misteri tengkorak kristal sekedar
merupakan satu dari beberapa kisah misteri lain yang juga menjadikan
peninggalan peradaban kuno masyarakat Amerika Latin sebagai objek dari
misteri itu sendiri. Kisah misteri lain tersebut misalnya adalah kisah
mengenai sebab dari hilangnya penduduk kota Machu Picchu serta misteri
mengenai siapa sebenarnya yang membangun gambar-gambar berukuran raksasa
di atas padang pasir Nazca, Peru. Atau jika dikaitkan dengan sejumlah
misteri di indonesia, misalnya bangunan candi Brobudur dan Prambanan
yang penuh dengan misteri dan legenda yang pernah ada di Indonesia. Bagi
Penulis sendiri, merasa memang tidak akan naif dengan mengatakan bahwa
semua misteri tersebut telah terpecahkan sekali untuk selamanya oleh science.
Meskipun demikian, penulis juga merasa yakin bahwa kisah-kisah misteri
tersebut sebenarnya juga muncul karena wilayah Amerika Latin selama ini
memang kurang mendapat perhatian sebagai objek kajian penelitian
arkeologis dibanding wilayah Asia dan Eropa, dimana masyarakat selama
ini tahu mengenai sejarah pembangunan piramid Mesir, sejarah pembentukan
Eropa, sejarah runtuhnya kekaisaran Roma, sejarah munculnya agama-agama
mistis, sejarah Revolusi Prancis, dan sebagainya, dibandingkan dengan
wilayah di Amerika. Karenanya munkin saja dengan mengangkat keberadaan
kemistisan dari sekian banyak peninggalan peradaban yang ditemukan di
wilayah Amerika, seperti misalnya tengkorak kristal ini, dapat
menjadikan suatu hal yang fenomonal dan meimbulkan ketertarikan banyak
orang untuk hal tersebut.
Selain
itu, tentu saja sejumlah orang juga menganggap dan meragukan
keautentikan dari benda-benda peninggalan peradaban masa silam tersebut.
Sejumlah orang beranggapan hal ini adalah rekayasa belaka dan ”hoax”
adanya, dengan pandangan untuk menimbulkan suatu kehebohan tersendiri
sehingga mampu menarik minat banyak orang, akibatnya akan timbul suatu
kasus dan hal yang dianggap fenomenal atau luar biasa. Who knows?!
Namun, hal yang tidak dapat dipungkiri adalah, keberadaan tengkorak
kristal ini dan benda-benda artefak lainnya akan terus menjadi subyek
yang menarik untuk diselidiki lebih jauh lagi.
0 komentar:
Posting Komentar